Rabu, 22 Desember 2021

TEORI PERILAKU PRODUSEN



 1. Evaluasi teori produksi konvensional: Pareto Optimality dan Given Demand Hypothesis

Pareto Optimality

Pareto optimal didefinisikan juga sebagai sebuah kondisi dimana

sudah  tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk

meningkatkan  kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa

mengorbankan pelaku ekonomi yang lain (worse off). Dengan kata

lain, kondisi pareto terjadi ketika para pelaku ekonomi dalam

kondisi kesejahteraan yang optimal, dan kondisi yang lebih baik

dari inilah kondisi yang disebut dengan pareto improvement.

    Evaluasi Pareto Optimality

Konsep Pareto optimum memiliki asumsi yang sangat rentan dan

sulit untuk terjadi dalam kehidupan nyata. Asumsi pertama adalah

bahwa kedua belah pihak dalam pertukaran saling mengenal

preferensi. Hal ini sangat sulit karena informasi di pasar tidak

simetris.

Given Demand Hypothesis

Given Demand Hypothesis, didefiniskan sebagai permintaan

yang diminta oleh seorang konsumen, dimana diasumsikan

bahwa berapapun yang ditwarkan akan diserap oleh pasar.

Dalam teori ini kemungkinan seorang konsumen akan meminta

apa saja yang akan memberikan kepuasan maksimum

 

Evaluasi teori given Demand Hypothesis

Dalam perspektif Islam, produksi harus dilakukan untuk merespon apa

yang benar-benar secara nyata menjadi kebutuhan dari konsumen atau

riel needs manusia. Kebutuhan seperti inilah yang akan membentuk

permintaan efektif (effective demand) sehingga harus disediakan oleh

para produsen. Untuk itu, produksi tidak saja harus hanya menghasilkan

barang dan jasa yang diperbolehkan oleh ajaran Islam dan dibutuhkan

masyarakat, bahkan mungkin harus menyusun prioritas-prioritas produksi

sesuai dengan urgensi pemenuhan kebutuhan itu.

 

 2.Faktor produksi dalam kerangka Islam

        Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi kaitanya dengan ke mana hasil produksi akan didistribusikan karena pendistribusian dalam bentuk penjualaan hasil produksi pada akhirnya merupakan

           penunjang untuk kelanjutan produksi.

        Beberapa ahli ekonomi Islam membagi factor-faktor produksi

menjadi empat, yaitu tanah (sumber daya alam), tenaga kerja

(sumber daya manusia), modal dan organisasi

 

3.  Perspektif Islam terhadap produksi

Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi Islam adalah terkait

dengan manusia dan eksistensinya dalam aktivitas ekonomi,

produksi merupakan kegiatan menciptakan kekayaan dengan

pemanfaatan sumber alam oleh manusia. Berproduksi lazim

diartikan menciptakan nilai barang atau menambah nilai terhadap

sesuatu produk, barang dan jasa yang diproduksi itu haruslah

hanya yang dibolehkan dan menguntungkan (yakni halal dan baik)

menurut Islam (Mohamed Aslam Haneef, 2010).

Berikut beberapa prinsip produksi dalam Islam:

a.Kegiatan produksi harus dilandasi dari nilai-nilai Islam, yaitu sesuai dengan Maqashid Syari’ah (Maslahah)
b.Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan, yaitu dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah.
c.Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial, kemasyarakatan, memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infaq dan waqaf (huquq)
d.Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan, dan merusak lingkungan.
e.Distribusi keuntungan yang adil antara pemiliki, pengelola, manajemen dengan buruh sehingga tidak ada ketimpangan pendapatan

 

Tujuan produksi menurut Yusuf Qardhawi, yaitu:

1.Untuk memenuhi kebutuhan hidup
2.Untuk kemaslahatan keluarga
3.Untuk kemaslahatan masyarakat
4.Untuk membangun dan memakmurkan bumi ini.

4.Penentuan balas jasa dalam perspektif Islam

Kompensasi atas jasa yang telah diberikan seorang tenaga kerja, dalam

pandangan Islam sesungguhnya upah. Upah atau gaji merupakan pembayaran

yang diberikan oleh majikan kepada pekerja atas usahanya terlibat dalam proses

produksi. Upah dalam bahasa Arab disebut al-ujrah.12  Dari segi bahasa al-ajru

yang berarti iwaḍ (ganti), oleh sebab itu al-sawab (pahala) dinamai juga al-ajru

atau atau al-ujrah (upah). Pembalasan atas jasa yang diberikan sebagai imbalan

atas manfaat suatu pekerjaan..

Dalam perspektif Ekonomi Islam, prinsip

pengupahan terbagi atas dua bagian,

yakni sebagai berikut :

a.Adil
b.Layak

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERILAKU PRODUSEN

  1. Evaluasi teori produksi konvensional : Pareto Optimality dan Given Demand Hypothesis Pareto Optimality Pareto optimal didefinis...